Lima Sindiran Ibrahim bin Adham yang Menyadarkan Ahli Maksiat
Lima Sindiran Ibrahim bin Adham yang Menyadarkan Ahli Maksiat

Rabu, 29 Oktober 2025 - Pengadilan Agama (PA) Boyolali kembali melaksanakan kegiatan KAROMAH (Kajian Rabu Penuh Hikmah) yang bertempat di Mushola Al Mizan. Kegiatan rutin ini diikuti oleh seluruh aparatur Pengadilan Agama Boyolali dengan penuh khidmat dan antusiasme. Dalam kajian kali ini, materi dibawakan langsung oleh Wakil PA Boyolali Dr. Jamadi, Lc., M.E.I. dengan tema yang diangkat adalah kisah inspiratif dari seorang sufi besar, Ibrahim bin Adham, mengenai “5 Nasihat agar Lepas dari Maksiat.”
Dalam kisah tersebut, diceritakan seorang pria ahli maksiat datang kepada Ibrahim bin Adham dengan niat ingin bertaubat, namun tidak tahu harus memulai dari mana. Dengan penuh kebijaksanaan, Ibrahim bin Adham memberikan lima nasihat yang disampaikan dalam bentuk sindiran halus namun mengena di hati:
-
Jangan memakan rezeki-Nya
Pria itu tertegun - karena bagaimana mungkin seseorang bisa hidup tanpa rezeki dari Allah? Dari sini ia mulai sadar bahwa setiap nikmat yang ia gunakan untuk bermaksiat sejatinya adalah pemberian dari-Nya.
-
Jangan tinggal di bumi-Nya
Pria itu semakin kebingungan, karena seluruh bumi ini adalah milik Allah. Maka, bagaimana mungkin manusia dapat lari dari kekuasaanNya?
-
Carilah tempat tersembunyi dari penglihatan Allah
Pria itu terdiam. Ia menyadari bahwa tidak ada satu pun tempat di alam semesta ini yang tersembunyi dari pandangan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4).
-
Tolak malaikat maut ketika ajal menjemput
Pria itu sadar bahwa ajal tidak mungkin bisa ditunda walau sesaat. Maka, bagaimana mungkin seseorang bisa terus bermaksiat sementara kematian bisa datang kapan saja?
-
Jangan mau masuk neraka
Pria itu menangis tersedu-sedu. Ia menyadari betapa lemahnya manusia di hadapan kekuasaan Allah, dan betapa sia-sianya perbuatan maksiat yang hanya membawa kepada penyesalan abadi.
Setelah mendengarkan nasihat penuh hikmah itu, sang pria pun tersadar. Ia menangis, memohon ampun kepada Allah, dan bertekad meninggalkan segala bentuk kemaksiatan.
Kisah ini mengandung pelajaran mendalam bahwa tidak ada tempat bagi manusia untuk lari dari pengawasan Allah SWT. Setiap maksiat yang dilakukan hanyalah bentuk kelalaian yang akan menjerumuskan diri sendiri. Dengan mengingat kebesaran Allah, manusia akan lebih mudah menjaga diri dan berusaha kembali ke jalan taubat.
Semoga kisah nasihat Ibrahim bin Adham ini menjadi cermin bagi kita semua, agar senantiasa menjaga diri dari perbuatan maksiat dan memperkuat keimanan melalui taubat yang tulus.
Dokumentasi


